BAWANG MERAH DAN BAWANG
PUTIH
Pada zaman dahulu di sebuah desa hiduplah
keluarga kecil yang bahagia yang terdiri dari ayah ibu dan satu orang anak
gadsnya yang bernama Bawang Putih. Namun, suatu hari ibunya sakit keras dan
akhirnya meninggal dunia. Bawang Putih dan ayahnya sangat berduka atas
meninggalnya ibu bawang putih.
Di desa itu juga tinggalah janda
dan satu orang anak perempuannya bernama Bawang Merah. Setiap hari semejak ibu
Bawang Putih meninggal dia mengantarkan makanan dan membantu membersihkan rumah
Bawang Putih. (saat itu Bawang Putih sedang menyapu).
Ibu Tiri : (sambil mengetuk pintu) “Permisi, Bawang Putih…. Bawang Putih…!”
Bawang Putih : (terlihat
Bawang Putih menghampiri ibu Bawang Merah sambil membawa sapunya) “Iya bu..
ada apa?”
Ibu Tiri :
“Ini, ada makanan untuk kamu dan ayahmu.”
Bawang Putih : “oh
ibu.. tidak usah repot-repot”
Ibu Tiri :
“nggak..”
Bawang Merah : (sambil mengambil sapu dari tangan Bawang
Putih)
“sini sapunya.. biar aku bantu.”
Bawang Putih : (sambil mencoba merebut kembali sapunya)“nggak
usah..”
Bawang Merah : “udah
nggak papa.. ”
Bawang Putih : “ya
uadah.. makasih ya.”
Bawang Merah : “iya..
sama-sama”
Begitu juga hari-hari yang akan datang,
mereka berdua mengunjungi Bawang Putih dan ayahnya. Setelah dipikir-pikir
akhirnya ayah Bawang Putih memutuskan untuk menikah dengan ibu Bawang Merah
agar Bawang Putih tidak kesepian lagi.
Ayah : “nak, setelah ayah lihat, kelihatannya kamu
akrab sekali dengan Bawang Merah dan ibunya ?”
Bawang Putih : “iya yah.. mereka itu baik sama kita”
Ayah : (diam sejenak)
“bagaimana kalau ayah menikah saja dengan ibu Bawang Putih?
Bagainama menurutmu ?”
Bawang Putih : (bawang
putih berpikir sejenak) “Hmmm… kalau soal itu sih terserah ayah saja..yang
penting ayah bahagia, aku pun juga bahagia. ”
Ayah : “ok.. baiklah kalau
begitu.. ayah akan coba pikirkan”
AKHIRNYA AYAH BAWANGPUTIH DAN IBU BAWANG MERAH PUN MENIKAH
Awalnya, Bawang Merah dan ibunya baik
kepada Bawang Putih dan ayahnya, namun lama-kelamaan sifat aslinya muncul. Dia sering
memarahi dan menyuruh Bawang Putih nengerjakan pekerjaan rumah. Tentu saja ayah
Bawang Putih tidak tahu, karena dia tidak menceritakan kepadanya.
Ibu Tiri : “Putih.. cepat bersihkan rumah
ini sampai sampai bersih!”
Bawang Merah : “iya,
cepat bersihkan. Jangan lupa siapin makanan buat kita berdua”
Bawang Putih : “iya
bu.”
Ibu Tiri : “apa kamu bilang? Bu…
memangnya aku ibu kamu apa.. jangan panggil ibu lagi.. panggil aku nyonya..
mengerti?”
Bawang Putih : “iya bu.. eh nyonya.”
Bawang Putih tidak marah ataupun dendam
kepada ibu tirinya. Karena ia berharap untuk disayangi seperti anaknya sendiri.
Suatu hari ayah Bawang Putih jatuh sakit, dan akhirnya meninggal. Bawang Merah
dan ibunya semakin merasa berkuasa. Saat Bawang Putih disuruh mencuci baju di
sungai, tanpa sadar baju kesayangan ibu tirinya hanyut ke sungai, dan dia
disuruh untuk mencarinya.
Ibu tiri :
“Putih.. cuci baju ini! ”
Bawang Merah : “eh..
sekalian ini bajuku”
Bawang Putih : “iya
nyonya”
SESAMPAINYA DI SUNGAI…
Bawang Putih : “lho.. mana baju ibu tadi ya?? Jangan
jangan hanyut ke sungai.. wah.. gawat.. aku bisa dimarahin ibu nih.”
Lalu dia pUlang ke rumah dan menceritakan
yang terjadi dan akhirnya disuruh untuk mencarinya sampai ketemu. Saat tengah
mencari, Bawang Putih bertemu dengan kakek penggembala dan bertanya apakah
kakek itu melihat baju ibu tirinya. Dan katanya kalau dia cepat-cepat
mengejarnya dia akan menemukannya. Karena sudah mulai malam, Bawang Putih
memutuskan untuk mampir di gubuk tepi sungai. Sesampainya di rumah itu.
Bawang Putih : (sambil
mengetuk pintu) “permisi…”
Kakek : “siapa kamu nak?”
Bawang Putih : “saya Bawang Putih kek, tadi saya sedang
mencari baju ibu saya yang hanyut dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal
disini malam ini?"
Kakek : “boleh nak. Apakah baju
yang kau cari berwarna merah?”
Bawang Putih : ”ya kek, apa kakek menemukannya?”
Kakek : “ya, tadi baju itu
tersangkut di depan rumahku. Sayang padahal aku menyukai baju itu, tapi baiklah
aku akan mengembalikannya. Tapi kau harus menemaniku disini selama satu minggu,
sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?”
Bawang putih berpikir sejenak, kakek itu
kelihatan kesepian. Bawang Putih pun merasa iba dan mau menemaninya selama satu
minggu.
Bawang Putih : “baiklah, aku akan menemani kakek selama
satu munggu asal kakek tidak bosan denganku”
Selama
satu minggu, selalu dia selalu membantu
kakek dengan tulus. Akhirnya satu minggu berlalu, kakek itu mengembalikan baju
tersebut dan membolehkannya pulang, tapi sebelumnya dia disuruh memilih kotak,
dan akhirnya dia memilih yang paling kecil.
Kakek : “nak, sudah seminggu kamu
tinggal disini dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk
itu sesuai janjiku aku akan mngembalikan baju milik ibu tirimu. Dan satu lagi
kau boleh memilih dua kotak sebagai hadiah”
Bawang putih : “tidak usah repot-repot kek.”
Kakek : “sudah.. tidak apa-apa.”
Bawang Putih : “kalau begitu yang kecil aja kek”
Sesampainya
di rumah, dia memberikan baju ke ibu tirinya dan membuka kotak yang dia dapat.
Ternyata isinnya perhiasan, ibu tirinya mengetahui hal itu dan langsung
merebutnya dengan serakah. Bawang Putih menceritakan asal kotak itu. Bawang
Merah dan ibunya langsung menyusun rencana untuk mendapatnkan kotak itu.
Ibu Tiri : “eh,, Putih.. darimana kamu
mendapatkan kotak itu?”
Bawang Merah : “jawab Putih!!”
Lalu Bawang Putih
menceritakan kepada ibu dan saudara tirinya. Bawang Merah langsung melakukan
apa yang diceritakan oleh Bawang Putih. Dia pergi ke rumah kakek dan
menemaninya selama satu minggu. Selama satu minggu, dia sangat malas, berbeda
dengan Bawang Putih yang selalu rajin membantu nenek tersebut. Akhirnya satu
minggu berlalu, dia menanyakan kotak itu sebelum pulang. Dengan terpaksa kakek
tersebut menyuruh Bawang Merah untuk memilih kotak. Akhirnya Bawang Merah
memilih kotak yang paling besar.
Bawang Merah : “kek, aku tidak mendapatkan
kotak seperti yang kau berikan kepada Bawang Putih?”
Kakek : (dengan
terpaksa kakek menyuruh memilih salah satu dari kotak-kotaknya) “baiklah, kamu mau
memilih yang mana??”
Bawang Merah : “yang besar kek”
Sesampainya di rumah, dia langsung membuka kotak itu, agar Bawang Putih
tidak meminta bagian, mekera menyuruhnya pergi ke sungai.
Bawang Merah : “ini bu.. aku mendapatkan kotaknya. Aku pilih
yang paling besar!”
Ibu Tiri : “bagus Merah.. ayo kita buka, tapi singkirin si
Putih.”
Bawang Merah : “suruh aja Putih ke hulu sungai”
Ibu Tiri : “ide bagus!!”
Setelah mengusir Bawang Putih…
Ibu Tiri : “ayo kita buka kotaknya”
Bawang Merah : “iya aku juga tidak sabar”
Setelah dibuka, ternyata isi kotak itu bukan perhiasan, tapi
binatang-binatang berbisa dan akhirnya membunuh mereka berdua.
ITULAH BALASAN BAGI ORANG YANG SERAKAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar