Senin, 24 November 2014

KERAJAAN TARUMANEGARA

Kerajaan Terumanagara merupakan kerajaan Hindu tertua ke dua setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanagara atau Kerajaan Tarum merupakan kerajaan yang berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi.

KERAJAAN MATARAM KUNO

Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan intinya yang sering disebut Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan gununggunung, seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu. Daerah ini juga dialiri oleh banyak sungai, seperti Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo dan Sungai Bengawan Solo. Itulah sebabnya daerah ini sangat subur.
 

KERAJAAN KUTAI

Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400 M (abad ke-5). Prasasti Yupa tersebut merupakan prasasti tertua yang menyatakan telah beridirinya suatu Kerajaan Hindu tertua yaitu Kerajaan Kutai.

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

Kerajaan Samudra Pasai berdiri sekitar abad 13 oleh Nazimuddin Al Kamil, seorang laksamana laut Mesir. Pada tahun 1238 M, ia mendapat tugas merebut pelabuhan Kambayat di Gujarat yang dijadikan tempat pemasaran barang-barang perdagangan dari timur. Nazimuddin al-Kamil juga mendirikan satu kerajaan di Pulau Sumatera bagian utara. Tujuan utamanya adalah untuk dapat menguasai hasil perdagangan rempah-rempah dan lada. Beliau kemudian mengangkat Marah Silu menjadi Raja Pasai pertama dengan gelar Sultan Malik Al Saleh (1285 – 1297).

IMAM BONJOL


SULTAN ISKANDAR MUDA


SULTAN HAMENGKUBUWONO I


HERMAN WILLIEM DAENDELS


SULTAN AGENG TIRTAYASA


Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad yang menjadi Sultan Banten periode 1640-1650. Ketika kecil, ia bergelar Pangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Ratu atau Pangeran Dipati. 

Setelah kakeknya meninggal dunia, ia diangkat sebagai sultan dengan gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah.

Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak di Kabupaten Serang). Ia dimakamkan di Mesjid Banten. Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651 – 1682. 

Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. 



Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka.

Sultan Ageng Tirtayasa sejak muda sudah menaruh perhatian besar terhadap pengembangan agama Islam di Banten. Untuk mewujudkan keinginannya Sultan mendirikan pondok-pondok Pesantren di beberapa tempat dan menggiatkan pendidikan agama untuk keluarga raja dan masyarakat Banten. Beberapa buah masjid dan mushala dibangun sebagai tempat ibadah yang sekaligus mefasilitasi kegiatan dakwah dan syi’ar Islam.

Seorang ulama dari Makasar yang bernama Syekh Yusuf, yang kemudian menjadi menantu Sultan diangkat sebagai Mufti kerajaan yang sekaligus sebagai penasehat raja dibidang keagamaan. Sebagaimana Mataram, kerajaan Banten mempunyai hubungan persahabatan dengan penguasa Makkah Al Mukaramah, yang menganugerahkan gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah bagi Sultan Ageng Tirtayasa. Selain membangun rohani akhlakul karimah rakyatnya, Sultan berusaha mensejahterakannya dengan mencetak sawah-sawah baru dan membuat sistim irigasi yang dimanfaatkan juga sebagai sarana jalan dari satu desa ke desa lainnya.

Sultan Ageng Tirtayasa mempunyai dua orang putera, yang sulung sebagai putera mahkota bernama Pangeran Gusti yang belakangan bergelar Sultan Haji, sedang adiknya bernama Pangeran Purbaya. Atas pesan ayahnya sebelum diangkat sebagai Sultan Muda dan diserahi beberapa tugas pemerintahan, Pangeran Gusti terlebih dahulu menunaikan ibadah haji. Disamping menunaikan ibadah kepergiannya ke tanah suci dimaksudkan untuk mendekatkan hubungan Banten dengan penguasa Masjidil Haram dan Ka’bah serta memperluas wawasan keIslamannya. Sementara Pangeran Purbaya mendapat kesempatan melaksanakan tugas sesuai wewenang yang mestinya menjadi tanggung jawab Pangeran Gusti.
 
Setelah lebih kurang dua tahun meninggalkan tanah kelahirannya, Pangeran Gusti pulang dengan membawa gelar Sultan Haji. Perkembangan kondisi di kerajaan ternyata menimbulkan kekecewaan yang besar dimana menurut penilainnya Pangeran Purbaya tidak perlu memiliki wewenang yang demikian besar. Pertentangan keluarga kerajaan tak dapat dielakkan, dimana Sultan Haji menyalahkan ayah dan adiknya. Kesempatan ini dimanfaatkan Kompeni Belanda dengan menggunakan cara klasik yang hemat tapi cukup effektif, yakni mengadu domba antara mereka. 

Sultan Haji terbujuk oleh Batavia, sehingga kekuatan Banten terbelah menjadi dua, dan atas bantuan Belanda, Sultan Haji berhasil menduduki tahta kerajaan Banten di Surosowan. Untuk menghindari pertentangan lebih dalam dengan anaknya sendiri Sultan Ageng menyingkir ke Tirtayasa dan disana mendirikan istana kerajaan baru.

Pada waktu pecah perang antara Sultan Ageng, Pangeran Purbaya disatu pihak dengan Kompeni Belanda, Sultan Haji berusaha membalas budi baik Kompeni kepadanya, maka pasukan Sultan Ageng harus menghadapi dua kekuatan besar. Pada bulan Pebruari 1682 pasukan Sultan Ageng berhasil merebut istana Surosowan, tapi Belanda mendatangkan tentaranya dari Batavia dalam jumlah besar dengan persenjataan yang lebih lengkap. 

Kedatangan bala bantuan yang demikian besar dari Batavia membesarkan hati Sultan Haji, dan pasukan gabungan mereka terus mendesak posisi Sultan Ageng dan Pangeran Purbaya. Keberanian dan keteguhan perjuangan Sultan Ageng membangkitkan semangat Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf, mereka pantang menyerah dan terus mengadakan perlawanan terhadap Belanda di daerah-daerah secara terpisah-pisah hingga sampai batas wilayah kekuasan di Tangerang. Pada tahun 1683 Belanda terus mengadakan pengejaran dan Sultan Ageng tertangkap dan dipenjarakan di Batavia.

Sebagai tanda persahabatan dengan Sultan Haji, Kompeni membangun kembali istana Surosowan menjadi istana yang lebih megah dan indah. Sembilan tahun mendekam dalam penjara, akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa wafat; jenasahnya dibawa ke Banten dan dimakamkan di sebelah Masjid Agung.

Pada tanggal 1 Agustus 1970 Sultan Ageng Tirtayasa, karena jasa-jasanya dan keberanian dalam mempertahankan tanah airnya melawan penjajah Belanda, beliau memperoleh gelar kehormatan dari Pemerintah sebagai Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar. Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi. Di bidang keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan dan penasehat sultan.

Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya, Sultan Haji dan Pangeran Purbaya, Belanda ikut campur dengan bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten), Belanda membantu Sultan Haji dengan mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kapten Tack dan de Saint Martin.


Sumber : http://sejarah.info/2012/01/sejarah-sultan-ageng-tirtayasa.html

MAHAPATIH GAJAH MADA


Pipil lahir pada tahun 1300 di lereng pegunungan Kawi - Arjuna, daerah yang kini dikenal sebagai kota Malang (Jawa Timur).  Sejak kecil, Pipil sudah menunjukkan kepribadian yang baik, kuat dan tangkas. Kecerdasannya telah menarik hati seorang patih Majapahit yang kemudian mengangkatnya menjadi anak didiknya, bahkan di kemudian waktu juga menjodohkannya dengan putrinya sendiri yang bernama Ni Gusti Ayu Bebed untuk menjadi istri. Beranjak dewasa, Pipil yang kemudian lebih dikenal dengan nama Gajah Mada terus menanjak karirnya hingga menjadi Kepala (bekel) Bhayangkara (pasukan khusus pengawal raja).
Pada 1334, Ratu Putri Sri Tribhuanatunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani melantik Gajah Mada sebagai Mapatih Amangkubumi menggantikan Arya Tadah yang pensiun. Dan pada momentum inilah, Sang Mapatih mengucapkan janji baktinya sambil mengacungkan kerisnya bernama Surya Panuluh yang sebelumnya adalah milik Dyah Kertarajasa Jayawardhana, Raja Pendiri Kerajaan Majapahit: “Lamun huwus kalah Nusantara ingsun a-mukti pala-pa, lamun kalah Gurun, ring Seram, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun a-mukti pala-pa”. (“Setelah tunduk Nusantara, aku akan beristirahat. Setelah tunduk Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, barulah aku beristirahat”). Ternyata dengan konsep persatuannya ini, berbuah pada meredanya pertumpahan darah antar kerajaan-kerajaan tersebut yang semula selalu saling mengintai dan berupaya saling menguasai (berperang terus silih berganti) sehingga menimbulkan banyak korban terutama terhadap rakyat masing-masing. Dengan pengayoman Majapahit dan semboyan bhinneka tunggal ika, tan hana dharma mangrwa, diantara kerajaan-kerajaan tersebut kemudian bisa menjadi lebih menekankan perhatiannya kepada upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemajuannya sendiri maupun bersama-sama. Selain itu juga menjadi lebih kuat menghadapi ancaman penjajah asing (Tiongkok/Tartar), menggantinya menjadi hubungan kerjasama dagang dan budaya yang saling menguntungkan masing-masing pihak.
Sang Mapatih mendapat ujian berat dalam peristiwa Perang Bubat. Sebagai sebuah kerajaan yang sudah sangat kuat pada saat itu maka Majapahit dapat saja menundukkan Kerajaan Sunda (Pakuan Pajajaran), namun Sang Mapatih lebih memilih menghindari kekerasan dan pertumpahan darah. Sejalan dengan itu, Sang Dyah Hayam Wuruk Sri Rajasanagara (Raden Tetep) yang telah beranjak dewasa serta menjadi raja Majapahit yang baru juga ingin menjadikan Putri Raja Sunda (Dyah Pitaloka) sebagai permaisurinya. Maka persatuan antara Majapahit dengan Kerajaan Sunda diharapkan dapat diwujudkan dengan tali perkawinan tersebut. Pada awalnya, rencana ini dapat diterima dengan baik oleh pihak Kerajaan Sunda, namun ketika sampai di daerah Bubat, rombongan Kerajaan Sunda tiba-tiba mengajukan persyaratan agar Sang Raja Majapahit harus turun sendiri menjemput pengantin dan rombongannya di daerah tersebut. Sang Mapatih dihadapkan pada dilema, baik menerima maupun menolak persyaratan itu sama-sama akan membahayakan jalinan persatuan Nusantara yang sudah dengan susah payah dibangunnya sebelum ini. Sebuah persatuan yang (pada masa itu) dapat dipertahankan diatas wibawa Sang Penguasa Kerajaan Majapahit. Para raja lain dibawah kekuasaan Majapahit akan membaca peristiwa tersebut sebagai isyarat melemahnya kerajaan besar tersebut oleh kepemimpinan Sang Raja yang masih muda itu. Ini berarti akan berkobarnya kembali perang karena pemberontakan dari kerajaan-kerajaan dibawah Majapahit. Sang Mapatih berupaya membicarakan masalah tersebut dengan Raja Sunda hingga kemudian dapat diterima dan disetujui, namun ketika kembali ke kotaraja, didengarnya kembali berita bahwa pihak Kerajaan Sunda tetap berkeras pada pendiriannya semula, bahkan Patih Anepaken dari Kerajaan Sunda sudah mempersiapkan pasukan perangnya jika persyaratannya ditolak, hingga jalan perang pun tak dapat terhindarkan lagi sampai berakhir ketika Raja Sunda terbunuh, diikuti oleh putrinya yang bunuh diri. Raja Hayam Wuruk yang terlanjur menyukai Sang Putri menjadi sangat terpukul dan kecewa.
Tak lama kemudian Sang Mapatih yang berperawakan sedang dan tegap ini (karakter wajah dari temuan patung yang selama ini banyak diperkirakan sebagai bentuk wajah Gajah Mada, sebenarnya hanya wajah imajiner pembuatnya, bukan dan tidak menyerupai wajah Gajah Mada yang sesungguhnya) lalu mengajukan pengunduran diri, menyendiri (laku tapa) bersama istrinya, Ni Bebed hingga meninggal pada 1364. Dan kejayaan Majapahit pun mulai meredup.


HAYAM WURUK

Hayam Wuruk dilahirkan tahun 1334.
Peristiwa kelahirannya diawali dengan gempa bumi di Pabanyu Pindah dan meletusnya Gunung Kelud.
Pada tahun itu pula Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.
Hayam Wuruk memiliki adik perempuan bernama Dyah Nertaja alias Bhree Pajang,dan adik angkat bernama Indudewi alias Bhree Lasem,yaitu putri Rajadewi,adik ibunya.
Permaisuri Hayam Wuruk bernama Sri Sudewi bergelar Padukasori putri Wijayarajasa
Bhre Wengker.
Dari pernikahan itu lahir lah Kusumawardhani yang menikah dengan Wikramawardhana putra Bhre Pajang.
Hayam Wuruk juga memiliki putra dari selir yang menjabat sebagai Bhre Wirabhumi
yang menikah dengan Nagarawardhani putri Bhre Lasem.
Masa pemerintahan Hayam Wuruk
Di bawah kekuasaan Hayam Wuruk,Majapahit menaklukkan Kerajaan Pasai dan Aru (kemudian bernama Deli,dekat Medan sekarang). Majapahit juga menghancurkan kerajaan Sriwijaya di Palembang,
Peristiwa Bubat
Tahun 1351,Hayam Wuruk hendak menikahi puteri Raja Galuh (di Jawa Barat),Dyah Pitaloka Citraresmi.
Pajajaran setuju asal bukan maksud Majapahit untuk mengambil alih kerajaan Galuh.
Ketika dalam perjalanan menuju upacara
pernikahan,Gajah Mada mendesak kerajaan Galuh untuk menyerahkan puteri sebagai upeti dan tunduk kepada Majapahit.
Kerajaan Galuh menolak,
akhirnya pecah pertempuran,Perang Bubat.
Dalam peristiwa menyedihkan ini seluruh rombongan kerajaan Galuh tewas,dan dalam beberapa tahun Galuh menjadi wilayah Majapahit.
"Kecelakaan sejarah" ini hingga sekarang masih dikenang terus oleh masyarakat Jawa Barat dalam bentuk penolakan nama Hayam Wuruk dan Gajah Mada bagi pemberian nama jalan di wilayah ini.
Tahun 1389 , Hayam Wuruk meninggal dengan dua anak:
Kusumawardhani (yang bersuami Wikramawardhana ),serta Wirabhumi yang merupakan anak dari selirnya.
Namun yang menjadi pengganti Hayam Wuruk adalah menantunya,Wikramawardhana

KERAJAAN CIREBON

·         Perguruan Islam Kerawang dibangun oleh seorang mubalig dari Mekkah, Syekh Syamsudin atau dikenal dengan Syekh Kuro (1418 M).
·         Perguruan Islam Gunung Jati dibangun oleh Syekh Idhafi (Datuk Kahfi) atau dikenal sebagai Syekh Nurjati dari Bagdad tahun 1420 M.
·         Tahun 1452 M, dibangun Kraton Pakungwati yang menjadi kerajaan islam pada tahun 1479 M.
·         Kraton Pakungwati diserahkan kepada keponakan Syarif Hidayatullah yang bernama Maulana Mahmud Syarif Abdillah Sultan Mesir.
·         Sebelum diserahi Kraton Pakungwati, Syarif Hidayatulah dinikahkan dengan putrid Cakrabuana Sri Mangana (Ratu Pakungwati).
·         Setelah dinobatkan menjadi raja Pakungwati, Syarif Hidayatullah bergelar Yang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Jati Purba Penetep Panata Agama Auliya Allah Kutubijaman Khalifatur Rasulullah.
·         Selama menjadi raja Pakungwati, Syarif Hidayatullah rajin berdakwah menyiarkan aga islam dibantu pamannya, Pangeran Cakrabuana, sehingga mencapai wilayah Pajajaran dan kerajaan Galuh di Ciamis-Jawa Barat.
Tahun 1568 M, Syarif Hidayatullah meninggal, dimakamkan di Gunung Sembung (sebelah barat Gunung Jati) terkenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.

KERAJAAN BANTEN

·         Tahun 1526 M Fatahillah, pemimpin tentara Demak dan Cirebon, berhasil merebut Kerajaan Banten dari Kerajaan Hindu Pajajaran.
·         20 tahun kemudian, Hasanuddin putra Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) dari Cirebon menjadi Sultan Banten yang pertama.
·         Perkembangan Kerajaan Banten didorong oleh banyaknya kapal dagang yang lewat di perairan Banten.
·         Sultan Hasanuddin memerintah tahun 1552-1570 M, Kerajaan Banten masih dalam kekuasaan Kerajaan Demak, ketika terjadi kekacauan, Sultan Hasanuddin menyatakan bahwa Banten bebas dari kekuasaan Raja Demak.
·         Pada masa Sultan Hasanuddin terjadi penyebaran Islam ke daerah Lampung dan terjadu hub persahabatan dengan Sultan Aceh yang menguasai wilayah Indrapura.
·         Tahun 1570 M Sultan Hasanuddin meninggal, dan dilanjutkan oleh anaknya, Maulana Yusuf yang memerintah tahun1570-1580 M.
·         Tahun 1579 M, Maulana Yusuf mengadakan penyebaran agama Islam ke wilayah Pajajaran.
·         Tahun 1580 M, Maulana Yusuf meninggal lalu digantikan oleh putrnya, Maulana Muhammad sebagai Sultan Banten III (1580-1596 M) yang diberi gelar, Kanjeng Ratu Banten, ia naik tahta waktu usianya masih 9 tahun, maka kerajaan dipegang oleh Mangkubumi Ranamanggala dan dibantu Tuan Kadi Besar.
·         Pada usia 25 tahun, Maulana Muhammad mulai memegang pemerintahan. Dalam penyerangan ke Palembang, Maulana Muhammad terbunuh, dan digantikan putranya yang bernama Abdul Mafakir (1608-1624 M).
·         Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Mangkubumi Ranamanggala. Mempunyai Bandar dagang (pelabuhan dagang) yang besar, yaitu Banten dan Jayakarta.
·         Tahun 1618 M, Belanda mengusir Inggris dari Jayakarta, tetapi dibiarkan oleh Wijayakrama. Ranamanggala mengetahui hal ini, lalu Wijayakrama ditangkap dan dibawa ke Banten untuk ditahan.
·         Tahun 1624 M, Ranamanggala meninggal sehingga Banten menjadi lemah.
·         Banten mulai bangkit saat dipegang oleh Abdul Fatah yang dikenal sebagai Sultan Ageng Tirtayasa yang memerintah pada tahun 1651-1682 M.
·         Sultan Ageng Tirtayasa sangat anti terhadap Belanda dan didukung oleh ulama dari Makassar, Syekh Yusuf yang melarikan diri ke Banten karena Makassar diserang Belanda, 1667 M. Tetapi tidak disetujui oleh putranya, Abdul Kahar, yang terkenal sebagai Sultan Haji.
·         Tahun 1618 M, terjadi peperangan hebat, Sultan Haji yang dibantu Belanda berhasil merebut kekuasaan ayahnya, dan pada tahun 1683 M, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap Belanda ke Batavia dan meninggal tahun 1692 M.
·         Pada masa pemerintahan Sultan Haji, Banten makin lama makin mundur karena selalu diatur oleh Belanda.
·         Tahun 1808-1811 M, ketika Dandels menjadi Gubernur Jenderal, Kerajaan Islam Banten dihapuskan dan tidak didengar lagi.

Minggu, 23 November 2014

KI HAJAR DEWANTARA


Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EYD: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun[1]; selanjutnya disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis pergerakankemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah namakapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998


TARI MERAK


Tari Merak merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupanmerak yang diangkat ke pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri

TARI SEKPUR SIRIH


Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi dan Riau.dan juga terkenal di malaysia sebagai tarian wajib kepada tamu besar
Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.
Tari ini menggambarkan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal. Propetri yang digunakan: cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris. Pakaian: baju kurung /adat Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari : biola, gambus, akordion, rebana, gong dan gendang


TARI GAMBYONG


Tari Gambyong merupakan tari kreasi baru dari perkembangan Tari Tayub.[1] Biasanya tari gambyong dilakukan bersama-sama oleh beberapa penari.[1] Unsur estetis dari tari yang dilakukan bersama-sama terletak pada garis dan gerak yang serba besar.[2]Gerak tangan, kaki dan kepala tampak lebih indah dan ekspresif karena ditarikan bersamaan. Tarian ini semakin elok apabila penari dapat menyelaraskan gerakan dengan irama kendhang.[3] Sebab, kendhang sering pula disebut otot tarian dan pemandu gendhing.[3] Secara umum, Tari Gambyong terdiri atas tiga bagian, yaitu: awal, isi, dan akhir atau dalam istilah tari Jawa gaya Surakarta disebut dengan istilah maju beksan, beksan, dan mundur beksan

TARI PAYUNG


Tari payung adalah tarian yang melambangkan kasih sayang.[1]Tarian ini dilakukan dengan menggunakan payung sebagai instrument pelengkap.[2]Tarian yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat ini biasanya dilakukan oleh 3-4 orang penari yang dilakukan secara berpasangan antara pria dan wanita.[1]Tarian ini mencerminkan pergaulan muda-mudi, sehingga penggunaan payung ini betujuan untuk melindungi mereka dari hal-hal negatif.[3]Tarian ini biasa dibawakan pada saat pembukaan suatu acara pesta,pameran atau bentuk kegiatan lainnya

TARI SERIMPI

Tari serimpi merupakan tari klasik yang berasal dari Jawa Tengah.[1][2] Tari klasik sendiri mempunyai arti sebuah tarian yang telah mencapai kristalisasi keindahan yang tinggi dan sudah ada sejak zaman masyarakat feodal serta lahir dan tumbuh di kalanganistana.[3]
Kebudayaan tari yang sudah banyak dipentaskan ini memiliki gerak gemulai yang menggambarkan kesopanan, kehalusan budi, serta kelemah lembutan yang ditunjukkan dari gerakan yang pelan serta anggun dengan diiringi suara musik gamelan.[4][5] Tari serimpi Jawa ini dinilai mempunyai kemiripan dengan tari Pakarena dari Makasar, yakni dilihat dari segi kelembutan gerak parapenari.[6]

Sejak dari zaman kuno, tari Serimpi sudah memiliki kedudukan yang istimewa di keraton-keraton Jawa dan tidak dapat disamakan dengan tari pentas yang lain karena sifatnya yang sakral.[7] Dulu tari ini hanya boleh dipentaskan oleh orang-orang yang dipilih keraton.[7] Serimpi memiliki tingkat kesakralan yang sama dengan pusaka atau benda-benda yang melambang kekuasaan raja yang berasal dari zaman Jawa Hindu, meskipun sifatnya tidak sesakral tari Bedhaya.[7][8][9]
Dalam pagelaran, tari serimpi tidak selalu memerlukan sesajen seperti pada tari Bedhaya, melainkan hanya di waktu-waktu tertentu saja.[8] Adapun iringan musik untuk tari Serimpi adalah mengutamakan paduan suara gabungan, yakni saat menyanyikan lagu tembang-tembang Jawa.[8]
Serimpi sendiri telah banyak mengalami perkembangan dari masa ke masa, di antaranya durasi waktu pementasan.[10] Kini salah satu kebudayaan yang berasal dari Jawa Tengah ini dikembangkan menjadi beberapa varian baru dengan durasi pertunjukan yang semakin singkat.[10] Sebagai contoh Srimpi Anglirmendhung menjadi 11 menit dan juga Srimpi Gondokusumo menjadi 15 menit yang awal penyajiannya berdurasi kurang lebih 60 menit.[11]
Selain waktu pagelaran, tari ini juga mengalami perkembangan dari segi pakaian.[12] Pakaian penari yang awalnya adalah seperti pakaian yang dikenakan oleh pengantin putri keraton dengan dodotan dan gelung bokor sebagai hiasan kepala, saat ini kostum penari beralih menjadi pakaian tanpa lengan, serta gelung rambut yang berhiaskan bunga ceplok, dan hiasan kepala berupa bulu burung kasuari


TARI SAMAN


Tari saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011

TARO TOPENG

Bali-Danse 0710a.jpg

Tari Topeng adalah tarian yang penarinya mengenakan topeng. Topeng telah ada di dunia sejak zaman pra-sejarah. Secara luas digunakan dalam tari yang menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur. Diyakini bahwa topeng berkaitan erat dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku, topeng masih menghiasi berbagai kegiatan seni dan adat sehari-hari.
Cerita klasik Ramayana dan cerita Panji yang berkembang sejak ratusan tahun lalu menjadi inspirasi utama dalam penciptaan topeng di Jawa. Topeng-topeng di Jawa dibuat untuk pementasan sendratari yang menceritakan kisah-kisah klasik tersebut


TARI ZAPIN


Zapin berasal dari bahasa arab yaitu "Zafn" yang mempunyai arti pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan. Zapin merupakan khazanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab. Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan.
Musik pengiringnya terdiri atas dua alat yang utama yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas. Sebelum tahun 1960, zapin hanya ditarikan oleh penari laki-laki namun kini sudah biasa ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran laki-laki dengan perempuan.
Tari Zapin sangat ragam gerak tarinya, walaupun pada dasarnya gerak dasar zapin-nya sama, ditarikan oleh rakyat di pesisir timur dan barat Sumatera, Semenanjung Malaysia,Sarawak, Kepulauan Riau, pesisir Kalimantan dan Brunei Darussalam


wikipedia.bahasa.indonesia

TARI YAPONG


Tari Yapong merupakan suatu bentuk tarian dari Jakarta yang diciptakan untuk sebuah pertunjukan.[1] Tarian ini bukan jenis tarian pergaulan seperti tari daerah kebanyakan, misalnya tari Jaipong dari Jawa Barat. Namun dalam perkembangannya, tarian ini sering dijadikan sebagai tari pergaulan untuk mengisi sebuah acara sesuai dengan permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi di dalamnya

wikipedia.bahasa.indonesia

TARI SEUDATI


Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal dari provinsi Aceh. Seudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah.
Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman penjajahanBelanda, tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian Nasional Indonesia


wikipedia.bahasa.indonesia

TARI ANDUN


Tari Andun adalah salah satu tarian rakyat yang berasal dari Bengkulu dan dilakukan pada saat pesta perkawinan. Biasanya dilakukan oleh para bujang dan gadis secara berpasangan pada malam hari dengan diringi musik kolintang. Pada zaman dahulu, tari ini biasanya digunakan sebagai sarana mencari jodoh setelah selesai panen padi. Sebagai bentuk pelestariannya saat ini dilakukan sebagai salah satu sarana hiburan bagi masyarakat, khususnya bujang gadis.

wikipwdia.bahasa.indonesia